Jumaat, 27 Disember 2019

gunakan Kaki Kucing sebagai penyangga smartphone.,anak Kecil Ini Viral Di Twitter
 
 
Biasanya orang berpoto.menggunakan toksis atau tripod..seperti kita ketahui bersama .Selfi menggunakan toksis atau tripod.terbilang simpel
cuman jepit hendphone di ujung toksisnya.
terus mulai dech selfinya
 tapi itu tidak berlaku dengan anak perempuan yang satu ini
bagaimana tidak kaki kucing malah di gunakan sebagai penyangga smartphone nya untuk selfi

Dalam unggahan tersebut terlihat betul kucing.
Yang setengah tidur itu.terlihat pasrah ketika kaki bagian belakangnya diangkat oleh gadis kecil ini
 Karna tingkah gadis kecil ini terlihat agak lucu
Berita ini pun cukup viral di ranah twitter 
Usai di unggah oleh pemilik akun@umenumen di twitter
untuk menyangga smartphonya agar tidak jatuh gadis kecil ini.manfaatkan kaki bagian belakang kucingnya..entah ide dari mana yang di dapat oleh anak kecil ini. Tapi ini merupakan ide yang cukup cemerlang.
tidak berlama lama lagi gadis itu langsung beraksi di depan kamera.dengan telunjuk di letakkan di jidat.
dalam posisi jongkok

Unggahan tersebut langsung di banjiri bermacam ragam komentar.dari netizen di twitter
@Innakj "kucingnya kok manut manut aja di gituin
@abcooth"muka pasrah"
@naukthi"kucing udah ngak ada harga dirinya"
  Beragam komentar netizen
Unggahan kucing yang di jadikan trivod ini.cukup viral
sampai saat ini postingan itu.mencapai 20ribu retweets dan 20 ribu like di twitter

Jumaat, 6 Disember 2019

Google Cabut Lisensi Android  Huawei, 
Bagaimana Nasib Produsen PonSel ini?
Sumber gambar:fajar.co.id
Sengitnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China memberikan dampak yang cukup signifikan. Pasalnya, Donald Trump bahkan melayangkan keputusan untuk mengakhiri hubungan kerjasama antara Google dan Huawei.
Pemberhentian kerjasama ini ditandai dengan adanya kemungkinan Google akan mencabuh lisensi Android dari smartphone Huawei. Meski pengguna tetap dapat mengunduh aplikasi android, namun pemutusan kontrak ini tentu memberikan dampak bagi produksi ponsel Huawei di masa mendatang.
Selain itu, pengguna ponsel Huawei juga masih dapat mengakses lisensi bersumber terbuka atau Android Open Source Project. Versi ini dapat dimanfaatkan secara gratis oleh siapapun. Namun, di masa mendatang Google tidak lagi menyediakan akses, bantuan teknis, serta kollaborasi aplikasi Google Play kepada Huawei.
Sedangkan aplikasi seperti Gmail, Chrome dan Youtube akan dimusnahkan dari perangkat Huawei. Dampak lebih besar yang akan terjadi ke depan, kemungkinan sebagian besar aplikasi besutan Google akan dilarang untuk digunakan di negara China.
Sebab utama dari penarikan lisensi Android terhadap Huawei adalah karena masuknya merk ponsel tersebut dalam black list perdagangan di Amerika Serikat. Akibatnya, sistem OS Android tidak akan lagi dapat dimiliki oleh smartphone Huawei.
Seri Honor merupakan produk ponsel Huawei yang sedang berada di tataran atas pasar ponsel, bagaimanakah dampak pencabutan lisensi ini terhadap seri tersebut? Kita tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna ponsel terbanyak dan sebagian besar pengguna ponsel di Indonesia menggunakan sistem Android.
Pihak Manajer Honor di Indonesia sendiri menyatakan untuk tetap mengikuti semua keputusan Google dengan menjamin bahwa Honor akan memberikan update terbaik. Meski begitu kepastian mengenai nasib ponsel Honor belum menemui titik terang karena bagaimanapun pencabutan lisensi tersebut memberikan dampak besar terhadap loyalitas konsumen Honor dan Huawei.
Para pengguna ponsel besutan Huawei mungkin saat inis sedang merasa ketar-ketir akan nasib penggunaan ponse mereka di masa mendatang. Namun  CEO dan pendiri Huawei Technologies Co. Ren Zhengfei menyatakan bahwa pembatasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat tidak akan memberikan dampak yang sebegitu besarnya hingga dapat merugikan pertumbuhan bisnis Huawei.
Berdasarkan laporan yang dimuat dalam surat kabar Nikkei, dampak dari pencabutan lisensi ini memang tidak memberikan efek signifikan terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sejak diberlakukan pada 15 Mei lalu, sudah 70 perusahaan afiliasi yang mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat akibat persaingan perdagangan.
Menurut Ren Zhengfei, penurunan persentase pertumbuhan bisnis tidak akan lebih dari 20 persen. Presiden Trump telah menandatangani surat perintah pembatasan penjualan produk Huawei dan ZTE Corp di Amerika, juga termasuk pencabutan lisensi Android pada ponsel perusahaan tersebut karena dianggap dapat menurunkan stabilitas dagang produk Amerika Serikat.

Sumber gambar : techrader.com
Belakangan Amerika Serikat memang semakin terang-terangan untuk melancarkan serangan terhadap persaingan yang terjadi di antara dua negara tersebut. Selain dapat menurunkan stabilitas dagang produk Amerika Serikat, Huawei beserta afiliasinya dianggap dapat memunculkan resiko keamanan.
Ia pun membantah bahwa masalah tersebut terkait dengan adanya persaingan ketan di antara kedua negara yang masih terus berlangsung. Ia juga menyatakan bahwa tak ada hukum yang dilanggar atas keputusan tersebut.
Keputusan itu pun digadang tak akan mengalami perubahan dan tetap dijalankan sebagaimana keputusan itu telah disetujui. Moratorium semacam ini bukan baru sekali terjadi. Tahun lalu, Washington telah mencabut pembelian teknologi milik AS oleh ZTE setelah terjadi perubahan manajemen yang disetujuai oleh anggota dewan direksi hingga akhirnya melakukan pembayaran denda sebesar US$1 miliar.
Sementara Ren, masih tetap meyakini bahwa Huawei akan berada dalam keadaan baik-baik saja. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan sebuah persiapan untuk memproduksi chip sendiri tanpa harus bergantung dengan pemasok chip dari Amerika Serikat.
Produksi 5G pun telah dikesampingkan sebagai efek lanjutan dari pencabutan lisensi Android terhadap Huawei. Ren juga dengan tegas menyatakan sekalipun pihak Amerika Serikat meminta Huawei untuk tetap melanjutkan produksi 5G, mereka tidak akan melakukannya.
Dengan ini, Huawei ingin menunjukkan bahwa mereka akan berdiri sendiri dan tidak lagi merasa perlu untuk terlalu banyak bekerjasama dengan pesaing dagang negaranya.